AMPMORI.com – Pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi menurut Islam serta hubungan dan pandangannya. Sebelum membahas topik utama, kita bahas terlebih dulu tentang sejarah penerapan teknologi dalam Islam.
Sejarah Teknologi dalam Islam
Dari abad VIII hingga XIII, Islam berjaya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ilmuwan Islam yang tulisan-tulisannya terkenal pada masa itu, seperti misalnya dalam bidang astronomi al-Battn (Albategnius) mampu menghasilkan tabel astronomi yang sangat akurat sekitar tahun 900 M.
Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya al-Razi atau Rhazes (250-313 H/864-925 atau 320 H/932 M), Ibnu Sn atau Avicenna (1037 M), Ibnu Rusyd atau Averroes (1126-1198 M), Ab al – Qsim al-Zahrw (Abulcasis), dan Ibn uhr atau Avenzoar (1161 M).
Al-w by al-Rz yang merupakan seorang ahli kedokteran saat itu, dan banyak ilmuwan besar Islam lainnya yang sangat berbakat di bidang teknologi.
Selain itu, pada masa kejayaan Islam, para ulama sangat disegani dan disegani oleh masyarakat bahkan diberi gelar muhandi. Muhandis adalah kata Arab yang memiliki arti yang hampir sama dengan “insinyur” atau “insinyur”.
Hal ini membuktikan bahwa kemajuan teknologi bukanlah hal baru di dunia Islam.
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Hubungannya dengan Islam
Untuk lebih jelasnya, izinkan saya menyebutkan beberapa arti dasar. Sains (Ilmu Pengetahuan) Ini adalah pengetahuan tentang fenomena alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah.
(Metode Ilmiah) Keterampilan adalah pengetahuan dan keterampilan yang diterapkan, sedangkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari segalanya.
Langkah dan gagasan untuk memperluas, memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peran Islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahwa Syariah Islam harus dibakukan. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Klausul Halal-Haram (Hukum Syariah Islam) harus dijadikan patokan. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, apapun bentuknya.
Diizinkan oleh Syariah Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak boleh digunakan sementara
hukum Islam dilarang.
2. Pandangan Islam Tentang Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan landasan dan landasan yang menopang pembangunan peradaban modern.
barat sekarang. Masa depan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat kontrolnya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Suatu masyarakat atau negara tidak akan memiliki keunggulan atau kapasitas kekuasaan. Daya saing tinggi jika tidak mengadopsi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hari ini, mereka bersaing ketat dan bersaing untuk mendominasi di lapangan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi khusus untuk kehidupan manusia.
Tapi di sisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi pada gilirannya, itu mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perubahan dalam kehidupan manusia sangat cepat.
Perubahan ini tidak hanya sangat cepat, tetapi juga sangat luas. Beberapa aspek kehidupan tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini sebenarnya membuat perbedaan dalam nilai-nilai kehidupan manusia, termasuk nilai Agama, moralitas, manusia.
Di Eropa, konflik antara sains dan agama sudah ada sejak Abad Pertengahan. Sains memenangkan konflik ini, dan sains telah lepas kendali sejak saat itu.
Dan tidak hanya di bawah pengaruh agama, tetapi juga secara mandiri mengembangkan ruang lingkupnya sendiri dalam proses pembangunan.
Apalagi setelah Revolusi Industri di Barat, khususnya pada abad XVIII dan XIX, ilmu pengetahuan merata ia menjadi “Agama Baru” atau “Agama Semu”. muncul dari studi teologi modern Barat.
Sebuah sekolah baru ilmu yang disebut ‘scientism’ dalam arti bahwa ilmu pengetahuan telah menjadi ideologis agama baru. Namun, sejak pertengahan abad ke-20, terutama setelah penyalahgunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, banyak partai politik mulai menuntut kesatuan ilmu pengetahuan dan agama, Departemen Sains dan Teknologi.
Kisah-kisah sains dan teknologi sejauh ini mulai dikaitkan dengan moralitas dan agama (ingat kasus kloning misalnya).
Dalam kaitan ini diharapkan adanya hubungan antara iptek dan moralitas (agama) menggunakan aspek (aksioma) serta pemilihan target (ontologi) dan sekaligus metodologi (epistemologi).
Di negeri ini, sudah lama dipikirkan bahwa konvergensi titipan pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi itu perlu.
BJ Profesor Habibi adalah orang pertama yang memulai perpaduan sains dan teknologi dengan Im Tak. Hal ini juga karena ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dalam sistem terlepas dari apa yang disebut dikotomi antara ilmu umum (sains) dan ilmu agama (Islam).
Pendidikan kita seolah berjalan sendiri, tanpa ditopang prinsip-prinsip keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Kemajuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang berarti.
Dalam arti yang seluas-luasnya sangat berarti bagi pembangunan dan kemaslahatan bangsa dan negara. Menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah sebagaimana yang diharapkan.
Berbagai kejahatan sering dan sering terjadi. Tepat, secara pribadi secara akademis sangat terdidik dan berkualitas.
Aspek pendidikan berkontribusi untuk ini berikan bekal untuk kebangkrutan negara yang kita rasakan saat ini, fakta ini salah satu catatan tentang Raport Merah Pendidikan Nasional kita, lebih khusus lagi integrasi pendidikan.
Ada 4 alasan mengapa kita membutuhkan Teknologi
Pertama, seperti yang Anda katakan, ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa berkah dan manfaat yang besar.
Jika ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan prinsip-prinsip iman dan ketuhanan, itu akan sangat membantu kesejahteraan umat manusia.
Allah SWT. Di sisi lain, tanpa asas titipan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disalahgunakan destruktif.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi hanya sah secara hukum. Meskipun metodologis, tidak memiliki kesombongan dan makna.
Kedua, sebenarnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi basis modernisme cara hidup sekuler, materialistis, hedonistik nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh masyarakat kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya membutuhkan sepotong roti (kebutuhan fisik), tetapi juga membutuhkan komisi dan nilai-nilai surgawi (kebutuhan spiritual). oleh karena itu tekankan salah satunya hanya membuat hidup lemas dan berat sebelah melanggar hikmat kebijaksanaan Tuhan, yang menciptakan manusia sebagai satu tubuh dan jiwa, dan pikiran, dunia, dan akhirat.
Keempat, landasan dan landasan paling kuat untuk memimpin umat manusia dapatkan kebahagiaan dalam hidup.
Jika tidak ada dasar untuk titipan, semua atribut dunia, seperti kekayaan, kelas, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keturunan mereka tidak bisa atau tidak akan membawa manusia menuju kebahagiaan.
Semua hal ini tidak akan terjadi tanpa iman dan usaha untuk mencari sukacita Tuhan.
Aku hanya menjanjikan bayangan palsu (Q.S. An-Nur: 39). Kemudian, konvergensi Im-tak dan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dalam format yang tepat sehingga keduanya dapat seimbang (bergandengan tangan) dan bekerja tuntunlah kami untuk mencapai kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah). Seperti doa kita kepada Allah setiap waktu (Q.S. Al-Baqarah: 201).
3. Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pesatnya perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa keuntungan yang luar biasa kemajuan peradaban manusia.
Jenis pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan kemampuan fisik itu cukup besar dan sekarang dapat digantikan oleh mesin yang relatif otomatis. sistem kerja robot ini telah mengubah kekuatan otot manusia dengan pembesaran dan akselerasi yang luar biasa.
Demikian pula, sebagai formula baru untuk kapasitas komputer yang berbeda ditemukan, bisa memposisikan kembali kemampuan otak manusia dalam bermacam bidang ilmu wawasan serta aktivitas manusia.
Singkatnya, perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang kita untuk saat ini betul- betul diakui serta dirasakan. Ini membawa banyak keringanan serta kenyamanan untuk kehidupan manusia.
Dalam masyarakat saat ini, sains dan teknologi adalah satu agama. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Orang-orang bahkan memuja sains dan teknologi sebagai pembebas yang kuat.
Aku akan membebaskan mereka dari belenggu fana dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk umat manusia kesehatan, kebahagiaan, keabadian. Kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi peradaban dan kemakmuran manusia tidak dapat disangkal.
Tetapi manusia juga tidak dapat menipu dirinya sendiri ke dalam fakta itu ilmu pengetahuan dan teknologi membawa kekacauan dan ketidakbahagiaan bagi manusia.
Dalam peradaban modern muda kita, manusia terlalu sering dikecewakan oleh keterkejutan. Dampak negatif ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.
Bahkan jika sains dan teknologi bisa mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan tidak berarti bahwa sains dan teknologi identik dengan kebenaran karena hanya sains dan teknologi yang bisa menunjukkan kenyataan. Kebenaran manusia harus lebih dari realitas objektif.
Kebenaran juga harus mengandung unsur keadilan. Tentu saja, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mengakui moralitas manusia,
Oleh karena itu, sains dan teknologi tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran atau solusi dari suatu masalah manusia.
Dapatkan update artikel terbaru setiap hari dari ampmori.com. Mari bergabung di Channel Telegram ‘Ampm Ori‘, caranya klik link https://t.me/ampmori, kemudian Subscribe. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.