Resiko Investasi Obligasi yang Harus Diketahui Agar Tidak Merugi

AMPMORI.comResiko investasi obligasi yang harus diketahui agar tidak merugi. Berinvestasi pada obligasi, khususnya obligasi yang diterbitkan pemerintah, sesungguhnya dinilai memberikan keamanan yang besar untuk pemula, tetapi bukan tanpa resiko.

Penting untuk diketahui bahwa setiap produk investasi, besar atau kecil, memiliki resikonya sendiri. Di balik produk tabungan, investasi saham melalui reksa dana, dan imbal hasil yang menggiurkan, ada resiko yang harus diambil.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui profil resiko Anda sebelum berinvestasi. Lantas, apa saja resiko berinvestasi di obligasi? Bisakah Anda mengambil resiko?

Jadi, ayo selami lebih dalam berinvestasi obligasi, paling utama resiko yang dapat muncul supaya kita dapat mempersiapkan serta meminimalisirnya.

Apa Saja Resiko Investasi Obligasi?

1. Resiko Gagal Bayar

Resiko ini muncul ketika penerbit obligasi tidak mampu membayar utang kepada investor pada tanggal jatuh tempo yang telah disepakati. Namun, biasanya ada resiko gagal bayar ketika perusahaan menerbitkan obligasi.

Dalam kasus lain, negara penerbit obligasi. Hal ini karena obligasi pemerintah tidak memiliki resiko gagal bayar karena negara telah memiliki undang-undang yang menjamin pembayaran pokok dan kupon obligasi hingga jatuh tempo.

Dana yang dikeluarkan negara juga berasal dari APBN (diberikan setiap tahun).

2. Resiko Pasar

Resiko pasar berkaitan erat dengan kerugian modal, yaitu kerugian karena faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi pasar keuangan, seperti perubahan suku bunga, kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil.

Sebagai investor, Anda juga dapat mengalami kerugian modal jika Anda menjual kembali obligasi Anda sebelum jatuh tempo kepada investor lain di pasar sekunder dengan harga jual yang lebih rendah dari harga pembelian Anda sebelumnya.

Tentu saja, alih-alih mendapat untung, Anda justru merugi karena obligasi yang Anda pegang kurang berharga. Oleh karena itu, Anda perlu lebih berhati-hati saat berinvestasi dalam jenis perdagangan ini.

Pastikan Anda benar-benar tahu seperti apa pasar saat Anda berinvestasi.

3. Resiko Likuiditas

Resiko ini muncul ketika pemilik surat utang (obligasi) membutuhkan dana mendesak, tetapi ketika mereka melakukannya, mereka tidak dapat menjual surat utang dengan harga yang wajar.

Resiko ini sebenarnya dapat dihindari dengan mengagunkan atau mengagunkan obligasi, sehingga Anda tidak perlu khawatir akan kerugian karena Anda menjual obligasi di bawah harga belinya.

Obligasi bisa likuid jika ada permintaan beli yang signifikan di pasar sekunder. Bisa juga karena ada pihak yang bertindak sebagai market maker. Market maker bertindak sebagai pembeli atau penjual, selalu standby ketika ada obligasi beli atau jual.

4. Resiko Maturitas

Resiko maturitas dapat timbul dari obligasi korporasi serta obligasi yang diterbitkan pemerintah, tetapi kecil kemungkinannya. Di sisi lain, resiko berinvestasi pada obligasi ini terkait dengan jatuh tempo.

Secara biasa, semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin besar ketidakpastian dan oleh sebab itu semakin tinggi resiko jatuh tempo. Misalnya, perusahaan A mengeluarkan investasi selama 10 tahun, yang pasti bukan waktu yang lama bukan?

Tapi siapa yang bisa yakin bahwa perusahaan akan tetap berdiri dengan baik setelah 10 tahun? Ini seperti sebuah negara dapat didesentralisasi. Seperti Uni Soviet, belum lagi korporasi misalnya?

Tidak hanya itu, obligasi dari negara berkembang semacam Indonesia mempunyai resiko jatuh tempo yang lebih besar dibanding obligasi dari negara maju semacam Amerika Serikat.

Oleh karena itu, karena resiko ini, permintaan di Indonesia sedikit, sehingga obligasi, terutama obligasi korporasi dengan jangka waktu 5 tahun atau lebih, jarang diterbitkan.

5. Resiko Suku Bunga

Resiko berikutnya adalah resiko tingkat bunga obligasi. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa nilai obligasi meningkat ketika BI rate turun. Sebaliknya, ketika suku bunga BI naik, nilai obligasi cenderung turun.

Oleh karena itu, Anda juga harus mewaspadai resiko tersebut sebelum mengambil keputusan investasi.

6. Resiko Peringkat

Terakhir, resiko peringkat kredit adalah resiko bahwa nilai investasi sangat bergantung pada lingkungan pasar dan posisi peringkat kredit di pasar saham.

Dengan demikian, mengurangi permintaan atau nilai obligasi dan sebaliknya. Resiko-resiko di atas adalah resiko-resiko yang dapat timbul dari penanganan investasi obligasi yang tidak tepat.

Mengetahui potensi resiko investasi obligasi dapat membantu Anda menentukan dengan lebih baik apakah berinvestasi dalam obligasi tepat untuk Anda.

Untuk pembahasan tentang Investasi, kamu bisa baca lebih lanjut disini : ampmori.com

Dapatkan update artikel terbaru setiap hari dari ampmori.com. Mari bergabung di Channel Telegram ‘Ampm Ori‘, caranya klik link https://t.me/ampmori, kemudian Subscribe. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *