AMPMORI.com – Situasi overbought dan oversold peluang trading yang bagus. Tahukah kamu? Harga di pasar tidak selalu naik atau turun terus menerus.
Sebuah harga yang naik ataupun turun sangat banyak pada level tertentu hadapi retracement ataupun koreksi saat sebelum terus bergerak ke arah trend ataupun sebaliknya.Harga yang naik serta meraih level tertentu disebut overbought, serta harga yang turun di bawah level tertentu disebut oversold.
Hal yang mungkin terjadi dalam kondisi jenuh beli atau jenuh jual adalah koreksi atau pembalikan arah (reversal) arah pergerakan, dengan persentase yang cukup besar.
Kedua kemungkinan dapat diidentifikasi dengan indikator osilator, yang paling populer adalah indikator indeks kekuatan relatif (RSI). Jika diverifikasi dengan benar, situasi overbought atau oversold adalah peluang trading yang bagus untuk mendapat untung dari pasar.
Overbought vs Overbought
Kondisi overbought mengacu pada periode di mana pergerakan uptrend yang signifikan dan konsisten terjadi tanpa mengalami koreksi yang signifikan.
Dalam chart trading, suasana ini terlihat jelas pada dikala harga naik dari level terendah di kiri bawah chart ke level paling tinggi di kanan atas chart, seperti yang ditunjukkan pada contoh selanjutnya.
Kondisi oversold, di sisi lain, mengacu pada periode di mana tren turun yang signifikan dan konsisten terjadi tanpa mengalami koreksi yang signifikan. Dalam chart trading, hal ini terjadi ketika harga turun dari harga tertinggi di pojok kiri atas chart ke harga terendah di pojok kanan bawah, sebagai berikut:
Pergerakan harga pada level tertentu pasti akan berbalik arah karena harga tidak akan terus naik atau turun. Level di mana harga cenderung berubah arah adalah level overbought atau oversold.
Seringkali harga bergerak sideways (menyesuaikan range) dari level ini untuk waktu yang lama sebelum mulai berubah arah. Dengan bantuan indikator RSI, Anda dapat melihat level overbought dan oversold serta kapan peluang trading yang paling tepat.
Lihat Peluang Trading dengan Indikator RSI
Indikator terkenal untuk mengidentifikasi situasi overbought dan oversold ialah RSI, yang umumnya memiliki rentang waktu standar 14.
Aturannya simpel, ketika RSI mencapai level 70, harga sudah overbought dan ketika level RSI mencapai 30, harga dianggap oversold, sehingga terjadi koreksi ke atas (uptrend) sedangkan koreksi ke bawah terjadi (downtrend).
Namun, Anda perlu kesabaran untuk membuka posisi karena indikator RSI sering menunjukkan kondisi jenuh beli atau jenuh jual, namun harga masih naik atau turun dengan cepat.
Untuk amannya, Anda harus menunggu garis RSI melewati garis 70 dari atas ke bawah untuk kasus overbought seperti contoh berikut, dan menunggu garis RSI melewati garis 30 dari bawah ke atas untuk kasus oversold.
Pada contoh di atas, entri jual dibuat setelah RSI melintasi garis 70 dari atas ke bawah (Zona B) dan menghindari entri segera setelah kondisi jenuh beli (Zona A).
Perlu dicatat bahwa sementara oversold dan overbought sering diandalkan dalam trading, keduanya masih membawa risiko. Sinyal overbought dan overbought bekerja lebih efektif di pasar sideways.
Ketika harga sedang trending dan sentimen pasar mempengaruhi pasar, kondisi tersebut bisa dikatakan konsisten menyebabkan overbought dan overbought, atau banyak terdapat kondisi overbought dan oversold yang “bias”.
Jika Anda masuk berdasarkan sinyal overbought atau overbought, pastikan Anda tidak terlalu ambisius dan tidak sabar dan gunakan indikator atau metode analisis yang berbeda.
Juga, waspadai overbought dan overbought saat harga sedang tren. Jika harga membentuk pin bar atau pola pembalikan, Anda dapat menggunakan trading masuk sebagai strategi pembalikan tren yang lebih dapat diidentifikasi.
Untuk pembahasan tentang Trading, kamu bisa baca lebih lanjut disini : ampmori.com
Dapatkan update artikel terbaru setiap hari dari ampmori.com. Mari bergabung di Channel Telegram ‘Ampm Ori‘, caranya klik link https://t.me/ampmori, kemudian Subscribe. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.